Minggu, 07 Oktober 2007

Agama (Sarana persatuan Bangsa atau Pemicu Konflik Umat beragama?)

Kalau kita berbicara mengenai peran agama dalam kehidupan kita sehari-hari, alangkah sangat krusial dan dilematis bgt. Disatu sisi agama merupakan pedoman kita untuk hidup, namun disisi lain, jika kita melihat real nya, agama dimana-mana dijadikan sebuah alasan dalam berbagai konflik yg ada. banyak kubu2 berbeda keyakinan yg mengatasnamakan agama dalam mempertahankan idealisnya.
seperti banyak masalah terjadi ttg perang antar umat beragama yg sering terjadi dibeberapa daerah, baik di lingkup Indonesia maupun lingkup Dunia. belum lama ini yang terjadi di Indonesia adalah kasus Poso. Banyak pertumpahan darah dan korban meninggal hanya karena masalah yg ga jelas. banyak juga dari korban-korban yang meninggal itu sebenernya ga tau inti dari masalahnya. mereka hanya merasa perlu bertindak dalam rangka kesetiaan dan kesolideran mereka terhadap agama dan rekan-rekan sesama agamanya. padahal belum tentu juga apa yang mereka bela itu benar...
itu masalah langsungnya. lalu bagaimana dgn masalah yg tidak langsungnya?
peran media massa sangat penting dalam hal ini. ketika sebuah media massa memberitakan ttg pertikaian umat beragama disalah satu daerah, case yang akan muncul adalah reaksi dari masyarakat diluar daerah tersebut. sudah menjadi pengetahuan umum bahwa masyarakat dunia, khususnya masyarakat kita yang selalu menerima mentah-mentah apa yg mereka lihat tanpa akan menelaahnya terlebih dahulu. hanya sebagian kecil masyarakat yg akan melihat sisi lain dari masalah yg timbul.
mayoritas dari mereka, akan melalakukan tindakan. entah dengan mengintimidasi dan penjegalan orang-orang dari agama yg berbeda, ataupun demo disana-sini. perbuatan2 tersebut dilakukan atas nama
SOLIDERITAS...
namun yg perlu ditekankan adalah, Solider untuk hal apa? atau Solider dalam bentuk bagaimana?
mereka kan ga tau apa yg sebenar-benarmya terjadi. penjegalan-penjegalan yg dilakukan bukan malah akan ngebuat masalah baru? bukan malah meruncingkan masalah?
selain itu juga, sering terjadi penjegalan dari beberapa pihak terhadap orang yg berbeda agama dari diri mereka. padahal pihak korban penjegalan itu tidak mengerti apa-apa...
kan kasian korban yg ga ngerti apa-apa itu...
masalahnya, knpa banyak orang terlalu berpikiran sempit gt c? emg ga da ya cara yg lebih baik?
terus buat apa belasan tahun kita belajar PPKN? PPKN kan mengajarkan kita untuk saling menghormati antar umat beragama. negara kita kan menjamin hak kita untuk memeluk agama menurut kepercayaan kita masing2, tp knp masih sering terjadi konflik yg berbau agama?
emg ga ada sedikitpun yg nyantol apa dari pelajaran PPKN yg isinya ttg Toleransi, Tenggang rasa, hormat-mengormati dan kawan2nya itu?
Toh kita semua percaya bahwa semua agama mengajarkan baik. namun ternyata semua masih tergantung dgn personnya masing2 jg ya? Realnya adalah bagaimana kita atau semua orang menalaah ajaran agama nya masing2. ga ada satu agama pun yg mengajarkan ttg pertikaian dan permusuhan...
Makanya, tolong dong jangan mengotori ajaran agama yg suci dgn perbuatan2 anarkis dan ga bermoral serta jauh dari estetika.
gw inget bgt pelajaran PPKN dulu, disana ada teori yg mengatakan bahwa kita harus fanatik terhadap agama kita sendiri, tapi fanatik buat diri kita masing2. kita ga boleh fanatik keluar, yg artinya bahwa kita ga boleh memaksakan pendapat kita dan merasa bahwa agama kitalah yg paling benar.
kalo teori itu bener2 dilakukan oleh semua orang yg ada didunia ini, gw yakin bgt kalo kerukunan antar umat beragama pasti akan tercipta dan ga kan ada lg yg namanya permusuhan. toh kita sama2 percaya bahwa kita diciptakan oleh Tuhan yang sama, Tuhan yang Esa. so, seharusnya kita harus saling mengasihi dan menghormati. kita cuma beda dalam cara berpikir dan beribadah serta mengucap syukur...ketika itu semua berbeda kita ga kan bisa sama dalam persepsi, jd ga da gunanya kalo kita maksain idealis kita. iya ga c?
kembali lg ke peran media massa. jika masalah SARA terjadi, seyogiyanya media massa harus bener2 memperhatikan dan mempertimbangkan bagaimana isi dan penyampaian berita itu. jgn sampe ada keberpihakan kpd salah satu kubu dan memojokan kubu lain. Pertimbangan itu harus dilakukan karena mayoritas dari masyarakat kita kalau dalam hal agama jarang ada yg bisa berpikiran Liberal, meski orang itu sangat moderat. Moderat kan belum tentu liberal.
Media harus bersikap netral tanpa ada pemberian opini sedikitpun. serta alangkah lebih baik lg jika pihak media menggunakan sistem Jurnalisme Damai. Dimana media akan berusaha menjadi mediator terhadap pihak-pihak yg bertikai dgn tujuan untuk melerai dan mendamaikan pihak2 yg bertikai itu..
ngomong-ngomong soal orang liberal, baru2 ini jogja TV mendapat ancaman dari FPI karena menyiarkan program acara berjudul 'Kongkow bareng Gusdur' (tokoh islam yg sangat liberal dan gw ngefans bgt akan pemikirannya yg sanagt logis dan liberal, meski gw kristiani). program acara ini bertajuk ttg lintas agama. FPI merasa berang akan Gusdur. mereka mengancam jika acara tersebut terus ditayangkan, FPI akan menghancurkan gedung Jogja TV. akhirnya Jogja TV menghentikan penayangan acara tersebut. gw ga mau mengomentari apa-apa ttg perbuatan FPI ini. gw cuma menyayangkan sikap yg dilakukan FPi karena menurut gw acara ini sangat bagus dalam upaya membangun pengetahuan dan menciptakan kerukunan antar umat agama. yg paling bikin berang, di sebuah forum ttg masalh ini, ada orang yg comment kalo perbuatan FPI benar karena jika ada seorang liberal memberikan ceramah artinya sama aja menyesatkan umat beragama. ga tau d gmn dan dimana benernya pernyataan orang ini..
Gw prihatin bgt akan FPI, bukan bermaksud memojokan, tapi sudah menjadi pengetahuan umum bahwa FPI sering bertindak anarkis dalam banyak hal, meski mungkin maksud FPI baik namun alangkah sangat lebih baik jika FPI tidak menggunakan sistem anarkis dalam mengatasi sebuah masalah..(sebelum masalah Jogja TV, FPI melakukan pengrusakan kpd warung makan yg berjualan dibulan puasa).
so, ada baiknya kita kembali lg berintrospeksi akan keberadaan agama di dalam hidup kita.
apakah kita setega itu menjadikan agama yg mengajarkan hal baik dan berkedudukan sangat suci sebagai sebuah pemicu konflik?
ATAU..
apakah sebaiknya kita menghargai dan mau mengikuti ajaran agama untuk menjadikannya sebagai sarana pemersatu bangsa dan menjadikannya wadah berkumpulnya orang2 yang percaya akan Tuhan serta membuat kita menjadi manusia yang menciptakan kedamaian dimanapun dan dalam hal apapun?!...

7 komentar:

Pormadi Simbolon,SS mengatakan...

Hai, blog ternyata ada, dan bagus pula....salam kenal!

Anonim mengatakan...

comment@first sight:
gileee beneeer...
loe doyan nulis yak?
kayaknya loe lebih doyan nulis yak ketimbang makan sayur?
bagus deh, tingkatin j, kali aja bisa dijual...

comment yang laen...
belom dulu deh...
terlalu berat topiknya :D

Anonim mengatakan...

nah sekarang comment lengkap bwt blog loe...

manusia diciptakan berbeda...
bukannya bwt saling bermusuhan...
tapi supaya mereka bisa saling
mengenal...
dengan adanya perbedaan2 itu diharapkan ada banyak pula alternatif penyelesaian yang bisa disimpulkan...

kenapa kok butuh banyak alternatif?
ya...
karena kita pingin yang terbaik...
supaya masalah yang kita hadapi dapat diatasi seefisien+efektif mungkin...

tapi...
pikiran orang kan beda2...
walaupun memiliki jumlah kromosom yang sama(yg berarti satu spesies)...
tapi hati dan pikiran mereka kan beda...

nah...
yang susah itu...
kalo ngadepin orang yang pikirannya sempit...
lha China aja butuh dijajah beratus2 tahun kok buat nerima kenyataan kalo mereka tuh bukan siapa2...
karena apa?
pikirannya sempit...
mereka lebih memilih meyakini pemikiran mereka daripada meyakini pemikiran orang lain yang lebih bener...

kalo katanya temen gw "orang bodoh kalah sama orang pinter, tapi orang pinter kalah sama orang ngeyel..."

dah segitu j, gw mw kekampus loe dulu...
btw daritadi gw ngetik apaan yak?
gw gak ngerti kalo baca lagi:P

Anonim mengatakan...

Di mana2, yang salah itu "manusia"nya... Bukan agamanya...

Anonim mengatakan...

1st, aku mo bilang sebelum ksh koment, aku bener2 kagum ma kamu. sekarang kamu bijaksana banget. kamu mampu menangkap dan mengambil hikmah dari suatu peristiwa baik yang berkaitan langsung dengan mu atau yang berkaitan dengan orang lain. Moga dek Elza ga pernah lelah & putus asa untuk dapat menjadi seperti ini.
Koment:(skalian ma tulisan mu yg ttg "perbedaan").
--> Agama menurutku adalah sebuah sarana manusia untuk menjalin hubungan dengan Sang Pencipta. Dengan agama, manusia mengakui bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta & Maha Segala yang baik & benar. Semua agama di dunia ini baik. Agama seperti sebuah jalan. Bila kita ingin ke Malioboro, kita dapat melewati beberapa jalan dan semua jalan yang menuju Malioboro itu baik untuk dilalui. Tergantung dari KEYAKINAN & HATI NURANI si pemakai jalan.
Pernah ada teman yang beragama A bilang kalau yang beragama A pasti masuk surga. Kemudian ada juga teman beragama B mengatakan semua orang yang beragama B pasti akan masuk surga. Disitulah letak permasalahan yang mendasari terjadinya konflik beragama di negara kita(menurutku lho). "Surga"... tak ada 1 pun manusia yang masih hidup di dunia ini pernah melihat surga. Tapi Tuhan begitu baik hingga mau memberikan sedikit "bocoran" mengenai "Surga" yang dijelaskan diberbagai Kitab Suci Agama-Agama di dunia ini. Menurutku, Tuhan telah memberikan "bocoran" seperti apa to "Surga" itu... "Surga" itu seperti kasih, Bagaimana rasanya di "Surga"? Rasanya seperti saat kita menolong nenek yang menyeberang jalan,saat kita merawat orang2 sakit, saat kita menolong para korban gempa, tsunami ato kebakaran, saat kita membuat ibu yang melahirkan kita menangis bahagia, saat kita menjenguk para narapidana, saat kita menemani adik di panti asuhan, saat kita memaafkan orang yang bersalah dan membenci kita, saat kita menanam pohon untuk menekan global warming dan saat kita menebar kasih kepada semua orang tanpa membeda-bedakan.

Seperti anak2, mereka pasti akan bosan kalau baju yang mereka pakai cuma 1 warna saja meskipun itu banyak. Begitu pula Dunia ini pasti akan monoton dan garing jika Agama yang ada cuma 1, jika wajah orang di dunia ini sama. Tuhan tahu itu, dan untuk itu lah Tuhan menginginkan adanya perbedaan, perbedaan yang akan membuat dunia ini berwarna-warni sehingga tampak cantik dan indah seperti pelangi. Perbedaan untuk dinikmati, bukan untuk diperdebatkan.
Aku bangga punya keluarga besar yang berbeda agama dan suku dengan ku. Aku bangga hidup di Indonesia yang punya beragam Agama, Suku, Budaya dan Bahasa Daerah.

Dek Elza, itu komentarku. Maaf jika puanjang banget. Yang jelas, aku Mendukung & setuju banget tentang pemikiran mu yang seperti ini. GBU!

saya mengatakan...

Point komentar saya :

Pertama, FPI bukan Polisi.

Kedua, Agama adalah hal yang personal, bukan sebentuk pemaksaan tetapi agama adalah kasih dan keseimbangan (ingat pembicaraan kita di gereja pringwulung itu?) antara horisontal (Tuhan) dan vertikal (sesama).

Ketiga, Kunjungi blog saya dan temukan korelasi di artikel saya yang berjudul "bergulat dengan kemajemukan" (maaf,bukannya promosi.hehehe)

-dara parama-

hime of diary mengatakan...

promosi jg boleh kok nona dara,, saya jg bermaksud begitu, cek blog anda..
btw ada kabar baik, denger2 FPI mau dibubarin ma Pak SBY..