Kamis, 13 Mei 2010

Jalan Memutar Belum Tentu Salah

Ketika kita mendapat sebuah persimpangan jalan, menghadapi pilihan di depan mata yg banyak sekali cabang dengan segala resiko yg dapat di perkirakan, terkadang kita memilih hal yg efisien, praktis dan 'dianggap' benar jika dilihat dari permukaan. Namun coba sekali kita renungkan langkah-langkah yg akan kita ambil hingga detail. Saya ingin menceritakan sedikit pengalaman mengenai hal ini. Setahun belakangan saya menghadapi stuck dalam akademi. Dalam program kuliah kerja lapangan saya yg pertama kali saya merasa kurang total dan optimal dalam menjalaninya hingga saya kesulitan dalam membuat laporan. Ini kesalahan saya. Saya merasa gagal selama setahun dalam menghadapi diri saya sendiri. Kesalahan saya berdampak pada akademis yang akhirnya menjadi terbengkelai. Padahal kalau dirunut kembali proses akademis saya hanya tinggal laporan magang dan skripsi. Namun inilah hidup, selalu ada jatuh bangun even hal itu karena kebodohan kita sendiri. Saya kemudian memutuskan melepas beasiswa saya yg saya dapat dari awal saya kuliah karena saya merasa sudah tidak layak lagi mendapatkannya. Tapi bagi saya, saya tidak pernah menyesal akan apa yg terjadi dalam hidup saya. Itulah proses dan selalu ada pelajaran yg bisa saya ambil. Setelah setahun saya berkubang pada kemalasan, ketidakdinamisan dan ketidakidealan bagi hidup saya, akhirnya saya bangkit dan memperbaiki kegagalan2 dalam hidup saya satu persatu, dan sampai saat ini saya masih berusaha.
Banyak pertimbangan yg saya pikirkan dengan segala kemungkinan2nya yg dpt saya perkirakan. Namun saya mencoba satu persatu membenahi masalah2 saya. Saya membenahi masalah percintaan yg saat itu sangat menyita waktu saya dengan label sebuah 'asa' atau 'rasa'. Setelah kemarin saya dapat menghandle urusan cinta, saya mulai menyusun puzzle semangat hidup akademis saya. Saya tipikal orang yg berusaha sebaik mungkin memperbaiki kegagalan dan enggan setengah2 dalam mengambil keputusan, saya akhirnya memilih untuk starting over dalam memperbaiki urusan kuliah kerja lapangan saya. Saya akhirnya memutuskan untuk memulai lagi dari awal dan kembali lagi mengulang magang saya. Ini sangatlah berat pada awalnya, banyak yg menentang karena dibilang buang2 waktu, biaya (mengingat masalah pembayaran SKS dan administrasi macam2 ketika saya memilih untuk magang di luar kota yogya), tenaga dan banyak hal lainnya. Namun pada saat itu, saya berpikir daripada saya memaksakan membuat laporan dengan banyak keterbatasan input, saya takut akan terjadi banyak pembuatan hasil yang terkesan dibuat2 atau dilebih2kan. Saya juga tidak menginginkan karya dengan hasil yg sangat kurang. Wakaprodi saya sangat menentang, namun Puji Tuhan dosen pembimbing saya sangat mendukung saya. Akhirnya saya harus membuat proposal lagi dengan mengikuti prosedur dari awal dengan proses kampus saya yang cukup rumit. Permasalahan saya harus di rapatkan oleh Prodi untuk menentukan boleh atau tidaknya saya mengulang magang. Saya juga harus hunting media massa di jakarta untuk tempat saya magang, panas dan hujan berhari-hari saya dijalan bersama kakak saya tersayang yang selalu mendukung tiap keputusan saya. Puji Tuhan lagi dosen pembimbing saya membantu saya sekali hingga saya boleh mengulang magang dan kemudian perjuangan saya tidak sia-sia karena saya mendapat kesempatan magang di salah satu media massa terkemuka di Indonesia,
yakni Metro TV.
Saya mendapat banyak pengalaman luar biasa di Metro TV pada divisi Program director News dan ini adalah salah satu kesempatan yg belum tentu didapatkan setiap orang. Bahkan pada satu kesempatan saya di anjurkan untuk memasukkan lamaran di Metro TV oleh Chief program Director saya, namun saya terbentur karena belum lulus kuliah. Semoga kesempatan ini masih akan ada ketika saya lulus nanti.
Akhirnya banyak teman dan banyak pihak yang pada awal mengatakan saya bodoh mengambil keputusan ini kemudian memuji saya. Seperti inilah diri saya, karena buat saya meski saya harus mengambil langkah atau keputusan yang tidak efisien atau bahkan terkesan sangat bodoh namun jika perkiraan saya akan menghasilkan banyak manfaat, pelajaran, pengalman dan bahkan kesempatan baik untuk masa depan saya, saya akan mengambil langkah itu meski banyak yang menentang. Daripada saya harus memaksakan diri berlari dalam posisi keterbatasan, saya memilih memulai dari awal bahkan dari nol dan mulai menyusun lagi sedikit demi sedikit untuk hasil yg lebih maksimal. Saya sadari bahwa terkadang we have to let something to goes away and starting from begining to gets the better results. Maksud saya adalah kita tidak harus selalu memaksakan keadaan untuk berjalan seperti pada mestinya jika usaha yg kita lakukan tidak akan mndapat hasil yg baik, kita bisa memulai sesuatu yg baru dengan tujuan yg sama dan usaha yg berbeda agar hasilnya akan jauh lebih baik dari yg kita harapkan.
Point saya disini adalah bahwa tidak ada salahnya kita sedikit memutar jalan untuk sampai pada tujuan kita.. karena ada banyak kemungkinan di jalan alternatif ini kita akan menemukan banyak hal positif dan menguntungkan untuk bekal yg dapat kita pergunakan bahkan dapat kita nikmati hasilnya di tempat tujuan kita. Mengikuti jalan yg sudah terkonstruksi jg tidak berarti salah, namun selalu ada harga yg harus dibayar untuk tiap keputusan dan langkah yg kita ambil. Kita hanya butuh waktu untuk duduk sebentar dan memikirkan jauh lebih dalam lagi kemungkinan2 yg akan terjadi dari tiap2 pilihan yg ada di depan kita.
Bahwa hidup dan realita itu terkadang memang menyakitkan, namun itulah yg menjadi motivasi kita untuk terus maju dan menjadi lebih baik. Selalu berprinsip melakukan dan berkarya yang terbaik daripada berpikir menjadi yang terbaik akan membuat hidup kita menjadi lebih bermakna dan berguna buat banyak orang.


Regards
Elza ARd